Hari Ke-3

March 12th, 2017 by dhimasdewanto Leave a reply »

Hari Ke-3

Pada hari Selasa, tanggal 28 Maret 2017, adalah hari ketiga kami melakukan penanaman. Sesuai rencana kami bahwa di hari ketiga ini kami akan melakukan penanaman di lokasi dekat lapangan voli dan juga melakukan perawatan tanaman yang kami tanam di lokasi sekitar masjid. Kami memutuskan dahulu untuk melakukan penanaman terlebih dahulu di lokasi dekat lapangan voli dan mulai berkumpul di lokasi tersebut pada pukul 10 pagi. Beberapa dari kami membawa perlengkapan masing-masing, mulai dari cangkul, sekop, alat penyiram tanaman, dan lain sebagainya. Pastinya juga tidak ketinggalan dengan bibit pohon pucuk merah. Di hari itu cuaca terasa sangat panas dan kami mulai khawatir dengan kondisi tanaman yang kita tanam di hari kedua. Tapi kami berpikir optimis bahwa tanaman kami akan baik-baik saja. Cuaca yang terik membuat tanah yang akan kami gali terasa sangat keras, sehingga kami membutuhkan tenaga ekstra untuk menggalinya. Sebelum melakukan penanaman dan perawatan, tentunya kami meminta izin terlebih dahulu kepada RT/RW setempat.

Di lokasi tempat kami akan menanam sekarang, kami mengalami kesulitan ketika menggali tanah dikarenakan tekstur tanah yang sangat keras. Tekstur yang keras disebabkan oleh kondisi cuaca yang sangat panas dan tidak ada hujan berhari-hari di lokasi tersebut. Tekstur tanah semakin keras ketika kami menggali semakin dalam. Setelah diselidiki, ternyata lokasi tempat kami menggali tanah merupakan bekas rumah yang telah dirubuhkan, sehingga di dalam tanah ditemukan bekas-bekas reruntuhan rumah seperti batu-bata, kaca, hingga cangkir dan mobil-mobilan. Karena kesulitan dalam menggali tanah, salah satu dari kami menyarankan untuk pinjam dan menggunakan linggis agar memudahkan dalam penggalian tanah, dan cara itupun efektif untuk menggali tanah yang akan kami gunakan untuk menanam tanaman kami. Setelah menggali, kami memasukkan lubang galian dengan kompos, memasukkan bibit pohon, memasukkan tanah yang tadi kami gali, lalu memasukkan kompos kembali. Tidak lupa kami menyiram pohon tersebut. Setelah semua ini selesai, kami segera menuju ke lokasi dimana di hari kedua kami melakukan penanaman di lokasi tersebut, tepatnya di lokasi sekitar masjid.

Setelah kami tiba di lokasi, terlihat beberapa pohon yang kami tanam menghilang. Kami lalu memeriksa kembali beberapa jumlah pohon yang hilang. Setelah dihitung, kami kehilangan 5 pohon pucuk merah yang kami tanam. Ada 12 pohon yang kami tanam di lokasi tersebut, sehingga tersisa 7 pohon pucuk merah di lokasi tersebut. Tidak ada jejak apapun tempat dimana pohon itu menghilang. Karena kami telah kehabisan bibit, maka kami tidak dapat melakukan penanaman ulang. Kami berencana melaporkan hal ini ke RT/RW setempat setelah kami selesai merawat tanaman yang tersisa. Kami memberi pupuk kompos lagi ke pohon tersebut dan menyiramnya dengan air yang diambil dari keran yang berada di lokasi tersebut. Kami juga tidak lupa untuk memeriksa kondisi tanaman yang tersisa. Kondisinya cukup menguntungkan, tidak ada cacat, kekeringan, dan lain sebagainya. Setelah itu, kami segera menuju ke RT/RW setempat.

Setelah sampai, kami melaporkan apa yang kami lihat, yaitu kami kehilangan beberapa pohon yang kami tanam. Mereka mengatakan kalau bisa kami menanam kembali apa yang telah hilang. Karena kami telah kehabisan bibit pohon, maka kami tidak bisa melakukan penanaman kembai pohon yang telah hilang, kecuali apabila kami mau merogoh kocek kembali untuk membeli bibit lagi. Setelah itu, kami segera berdiskusi apakah mau membeli bibit kembali atau tidak. Lalu kami berkesimpulan untuk tidak lagi membeli bibit dikarenakan kondisi keuangan kami yang cukup memprihatinkan. Setelahnya, kami pulang ke rumah masing-masing.

Advertisement

Leave a Reply